Seperti biasa sepulang dari kampus sebelum malam tiba, gue harus menyemprotkan kamar gue dengan obat nyamuk. Kadang gue juga ga ngerti, daerah gue bukan lingkungan perkebunan ataupun tinggal diperkampungan, tapi diperumahaan. Kenapa nyamuknya banyak sekali?
Terkadang gue lupa untuk memasang obat nyamuk, itu bisa membuat loe untuk tidak tidur semalaman. Serang satu kompi pasukan nyamuk, bisa menghajar seluruh tubuh loe. Bahkan terkadang, walaupun loe tutup semua tubuh loe dengan selimut ataupun sarung, tetap saja ada bagian untuk diserang. Kadang hidung, daerah bibir bahkan sekitar jidat.
Nyamuk-nyamuk ini sudah sangat keterlaluan, ini sudah memasuki daerah privasi. Hmm,.. Maksudnya menggangu kenyamanan se..
Tidak hanya itu, yang membingungkan adalah sesosok penampakan yang cukup mengerikan. Berbadan hitam. Kadang terbang menghatui loe ditempat manapun dia, dapat menampakan diri dan menghilang. Dan membuat loe terkejut bahkan kabur. Sosok yang mengerikan itu adalah kecoa. Maksud gue tepat-nya menjijikan.
Makhluk mengerikan itu masuk kekamar gue, melalui sela-sela dipintu kamar. Walaupun itu tidak berbahaya, tetap itu mengganggu. Apalagi dia pernah memakan koleksi snack taro dan kue-kue gue. Dan yang gue heran kadang dia masuk kedalam lemari.
Gue pernah suatu ketika pengen mengambil sekotak coklat, ternyata gue buka ada kecoa-nya. Sekotak coklat itupun gue buang semua. Gue bingung dengan banyaknya binatang-binatang yang ada dikamar gue. Semakin gue usir, semakin banyak yang datang.
Setiap kali gue pasang obat nyamuk, gue dapat menghitung nyamuk-nyamuk yang mati dikamar gue. Jumlahnya bisa mencapai puluhan. Jumlah yang terbanyak mencapai 50 nyamuk. Itu bukan satu kompi melainkan satu batalion.
Setelah serang berdarah pada malam itu, gue dapat melihat kasur, bad cover bahkan tembokpun penuh dengan darah. Karena beberapa nyamuk mati terinjak atau tertiban gue yang sedang tidur. Yang lebih gila lagi, gue pernah tidur satu ranjang dengan kecoa. Gue rasa itu kecoa betina, untungnya saja, dia tidak memperkosa gue.
Dalam peperang panjang ini, tidak sedikit dana dan biaya yang dikeluarkan. Untuk mengecat tembok bahkan ke loundery untuk mencuci bad cover ataupun sprei yang terkena darah. Sampai pada suatu ketika habis pula kesabaran gue, saat pendatang baru itu tidak dikamar gue.
Sewaktu gue sedang asyik-asyiknya bermain dengan komputer gue, tanpa gue sadar pintu disamping gue, tidak tertutup. Karena cuaca memang agak panas, jadi sengaja gue buka pintu kamar gue. Merayaplah seekor binatang melata menjijikan, mempunyai buntut yang panjang, berdarah panas dan pemakan daging yang menyeramkan. Yaitu seekor cicak. Gue rasa itu, menyeramkan karena gue yakin, ga semua cewe berani bahkan cowopun banyak yang jijik dengan cicak.
“Ne, cicak tolol. Ngapain didepan kamar gue?? Bukannya masuk kolong, malah petantang,-petenteng”, Pikir gue. “Cari mati ne, cicak”. Lalu sambil gue ambil tongkat untuk pemukul nyamuk bersiap untuk menghajar si cicak.
Pemukul nyamuk itu, memang tidak begitu sakti untuk memukul cicak. Walaupun terkena tebasan pemukul nyamuk, cicak itu tidak mati. Dia malah lari kedalam sela-sela lemari. Pukulan tadi cukup memberinya petanda untuk dia memutuskan ekor-nya. Ekor-nya yang bergeliat-geliat diatas lantai, untuk mengalihkan perhatiannya dari pemangsa, itu tidak berpengaruh dengan gue.
Itu rumus kuno yang pernah gue dapat dari SD dulu. Gue ambil center dan segera, gue menuju kesela-sela lemari untuk mengeluarkan makhluk sialan tersebut. Ekor putus tidak membuat gue iba ataupun tertipu. Sela-sela lemari itu terlalu sempit, sehingga gue tidak bisa menjangkau-nya.
“Busyet, nambah lagi penyakit dikamar gue.” Keluh gue. “Nyamuk ma kecoa bisa gue semprot tapi kalau cicak?? Gimana ngusirnya?”
Seperti biasa, hari kamis merupakan hari panjang buat gue. Karena selain pagi gue kuliah, malamnya gue ikut virtual akedemi network associate. Dan pada hari kamis, gue pulang malam. Sekitar jam 11 malam. Tentunya gue ga sempat untuk memasang obat nyamuk. Karena racunnya akan berbahaya, kalau kamar langsung ditiduri. Jadi gue biasanya hanya memakai sarung dan selimut yang tebal. Dan itu akan menjadi malam yang terindahh.
Pada malam itu anehnya tidak ada nyamuk sama sekali. Biasanya gue selalu menjadi korban yang terzolimi. Beberapa hari tanpa gue memasang obat nyamukpun, gue sama sekali tidak mendapat malam-malam penindasan. Bahkan gue sering menemukan mayat-mayat kecoa yang mati mengenaskan. Kadang ada yang tanpa kepala, kaki ataupun bagian belakang kecoa(ekor bukan, badan juga bukan,. Pokoknya bagian belakang). Ga bisa membayangkan hantu kecoa tanpa kepala,.. hiiihiihih... Jijik atau seram ???
Tidak ada makhluk yang tersisa didalam kamar. Semua menghilang ataupun mati mengenaskan. Kadang gue mendapati kupu-kupu yang terjebak dalam kamar gue, tanpa menunggu satu hari pun, juga mati mengenaskan. Semua menghilang, kecuali cicak yang tak berbuntut, yang ekornya putus karena tebasan gue.
Pada suatu ketika, gue melihat cicak itu diatas plafon kamar gue. “Saatnya buat gue mengakhiri semuanya, cicak itu akan sebagai penghuni terakhir”, pikir gue. “Cuma gue yang boleh menghuni kamar gue”.
Ketika gue akan memukul cicak itu, gue melihat cicak itu tidak memperdulikan gue. Dia tidak berfokus pada ajalnya. Setelah gue perhatikan, ternyata cicak itu sedang menangkap nyamuk sebagai santapan malamnya.
Gue baru mengerti, ternyata cicak itu yang telah memangsa semua serangga yang ada dikamar gue, dari nyamuk, semua, kecoa bahkan kupu-kupu. Tanpa gue sadari dia melindungi gue dari serangga yang merugikan gue. Kehadiran cicak tak berbuntut itu secara de facto memang tidak merugikan gue, tapi secara de jure, gue cuma jijik aja se..
Tapi dia membuat gue, tidak harus memasang obat nyamuk, ataupun berkejar-kerjaran dengan kecoa. Kehadirannya tanpa sengaja membuat gue nyaman. Seandainya, saat itu gue bisa berbicara dengan cicak, gue akan meminta maaf mengenai buntutnya. Dan gue sering akan mengajaknya bercurhat-curhat ria. Hahaha,.. Lebay..
Cicak itu benar-benar melindungi gue dari serangga-serangga yang merugikan gue. Tidak hanya itu sekarang, kasur ataupun bad cover gue pun lebih bersih tak ada percikan darah-darah. Bahkan kadang saat malam gue ga bisa tidur suara cicak,. “Ck, Ck, Ck.. Ck”. Seakan menemani dan membantu membius gue tidur. Gue seakan tidak sendiri.
Seandainya cicak itu bisa mengerti bahasa manusia, dia akan banyak mendapat ratusan ucapan terima kasih dari gue. Dan gue sengaja memelihara cicak itu. Pertama kali di dunia, ada orang memelihara cicak. Because its my body guard.